Prabowo: Harga Gabah Kering Panen Harusnya Rp6.500 per Kilogram

JAKARTA, 4 Februari 2025 — Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Prabowo Subianto, mengungkapkan bahwa harga gabah kering panen (GKP) yang ideal seharusnya berada pada kisaran Rp6.500 per kilogram. Pernyataan tersebut disampaikan dalam sebuah diskusi yang dihadiri oleh sejumlah petani, pengusaha, dan pejabat pemerintah, pada Senin (3/2) di Jakarta. Menurut Prabowo, harga tersebut merupakan harga yang adil dan dapat mendukung kesejahteraan petani di seluruh Indonesia.

Prabowo menjelaskan bahwa salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh petani adalah harga gabah yang seringkali tidak sebanding dengan biaya produksi. Dia mengemukakan bahwa dengan harga gabah yang hanya berkisar Rp4.000 hingga Rp5.000 per kilogram, petani tidak memperoleh keuntungan yang cukup untuk menutupi biaya operasional mereka, apalagi untuk meningkatkan taraf hidup mereka. “Seharusnya petani bisa mendapatkan harga yang lebih baik. Harga Rp6.500 per kilogram adalah angka yang wajar dan dapat memberikan dampak positif bagi seluruh sektor pertanian,” ujar Prabowo dengan tegas.

Pernyataan tersebut juga didasari oleh analisis terkait tingginya biaya input dalam dunia pertanian, seperti pupuk, benih, dan perawatan lahan. Sejumlah petani yang hadir dalam acara tersebut mengungkapkan keluhan mereka mengenai harga gabah yang seringkali dipengaruhi oleh fluktuasi pasar yang sulit diprediksi. “Kadang harga sangat rendah, bahkan tidak cukup untuk menutupi biaya yang sudah kami keluarkan. Dengan harga gabah yang lebih stabil, kami bisa merencanakan masa depan lebih baik,” ungkap salah seorang petani dari Jawa Tengah.

Dalam kesempatan yang sama, Prabowo juga menekankan perlunya kebijakan yang berpihak pada petani untuk menjaga ketahanan pangan nasional. Ia mengusulkan beberapa langkah strategis, termasuk peningkatan produktivitas pertanian melalui teknologi, pembinaan bagi petani, serta pemantauan ketat terhadap distribusi gabah di pasar. “Kita harus menjaga harga yang stabil, bukan hanya menguntungkan para pengusaha, tetapi juga memberikan keuntungan yang cukup bagi petani yang menjadi ujung tombak ketahanan pangan negara ini,” tambahnya.

Pentingnya Pengaturan Harga Gabah

Sebagai negara agraris, Indonesia memiliki sektor pertanian yang sangat vital bagi perekonomian. Komoditas padi, salah satunya, menjadi sumber penghidupan bagi jutaan petani di Indonesia. Namun, selama ini, fluktuasi harga gabah kerap menjadi masalah yang serius. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), harga gabah kering panen di tingkat petani memang seringkali berada di bawah harapan banyak pihak. Pada bulan Januari 2025, harga gabah kering panen rata-rata hanya tercatat sekitar Rp4.500 hingga Rp5.200 per kilogram, jauh lebih rendah dari yang diharapkan oleh Prabowo.

Beberapa faktor yang mempengaruhi rendahnya harga gabah di antaranya adalah ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran, serta pengaruh dari kebijakan impor beras yang diterapkan pemerintah. Dalam hal ini, Prabowo juga mengingatkan pentingnya menjaga ketersediaan beras dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada impor. “Kita harus mampu menghasilkan beras yang cukup untuk kebutuhan dalam negeri. Selain itu, kita juga harus mengatur harga gabah agar para petani bisa mendapat keuntungan yang layak,” jelasnya.

Kritikan terhadap kebijakan impor beras juga datang dari berbagai kalangan, termasuk kalangan akademisi dan petani. Mereka berpendapat bahwa impor beras dapat menurunkan harga gabah dan merugikan petani lokal. “Jika pemerintah terus menerus mengimpor beras, maka harga gabah akan semakin rendah. Itu sangat merugikan petani kita yang sudah bekerja keras di lahan mereka,” kata seorang ahli pertanian dari Universitas Gadjah Mada.

Langkah Pemerintah dalam Menyikapi Harga Gabah

Untuk merespons pernyataan Prabowo dan mendengarkan keluhan para petani, pemerintah sudah mulai mengambil beberapa langkah untuk memperbaiki sektor pertanian. Salah satunya adalah dengan memperkuat kebijakan harga pembelian pemerintah (HPP) yang memberikan jaminan harga minimum untuk gabah petani. Pada tahun 2024, pemerintah melalui Bulog sudah menargetkan penyerapan gabah kering panen sebesar 2 juta ton dengan harga yang menguntungkan bagi petani.

Namun, langkah tersebut belum cukup efektif dalam mengatasi masalah harga yang terlalu rendah. Pemerintah juga diharapkan bisa melakukan pengawasan yang lebih ketat terhadap perdagangan gabah di pasar dan meningkatkan transparansi dalam proses distribusi. “Kita perlu mendorong agar mekanisme pasar yang adil benar-benar diterapkan. Jangan sampai ada pihak yang mengambil keuntungan lebih banyak, sementara petani hanya mendapatkan bagian yang sangat kecil,” ujar Prabowo menambahkan.

Sebagai tambahan, Prabowo mengungkapkan bahwa teknologi pertanian yang lebih canggih dapat menjadi solusi untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas gabah yang dihasilkan oleh petani. Pemerintah berencana untuk memperkenalkan lebih banyak teknologi pertanian yang dapat mengoptimalkan hasil panen dan mengurangi kerugian pasca-panen. Dengan demikian, petani tidak hanya diuntungkan dengan harga yang lebih baik, tetapi juga mendapatkan hasil yang lebih maksimal.

Kesimpulan dan Harapan ke Depan

Harga gabah yang adil menjadi isu sentral yang harus segera diselesaikan untuk mendukung keberlanjutan sektor pertanian Indonesia. Prabowo Subianto, dalam pernyataannya, menegaskan bahwa harga gabah kering panen yang ideal seharusnya berada di angka Rp6.500 per kilogram agar petani dapat memperoleh keuntungan yang cukup. Langkah-langkah strategis seperti peningkatan produktivitas, pengaturan harga yang stabil, dan pemanfaatan teknologi pertanian menjadi kunci untuk mewujudkan kesejahteraan petani dan menjaga ketahanan pangan nasional.

Ke depan, pemerintah diharapkan dapat merumuskan kebijakan yang tidak hanya menguntungkan satu pihak saja, tetapi menciptakan keseimbangan antara produsen dan konsumen. Dengan komitmen bersama antara pemerintah, petani, dan sektor swasta, sektor pertanian Indonesia bisa berkembang lebih maju dan berkelanjutan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *