Jakarta, 8 Februari 2025 – Indonesia akan membangun tiga pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terbesar di beberapa daerah untuk mendukung program transisi energi yang lebih ramah lingkungan. Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan bahwa pembangunan ini merupakan bagian dari upaya Indonesia untuk mencapai target energi terbarukan sebesar 23% pada tahun 2025. Proyek ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil dan mendukung keberlanjutan lingkungan.
Pembangunan Tiga Pembangkit Listrik Tenaga Surya
Pembangunan tiga pembangkit listrik tenaga surya ini akan dimulai pada tahun 2025, dengan lokasi yang direncanakan berada di Nusa Tenggara Timur (NTT), Jawa Barat, dan Sulawesi Selatan. Masing-masing pembangkit ini akan memiliki kapasitas yang besar, mampu menyuplai energi listrik untuk ribuan rumah tangga di daerah-daerah tersebut.
Direktur Jenderal Energi Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, Rida Mulyana, menjelaskan bahwa proyek ini merupakan langkah strategis dalam mendiversifikasi sumber energi yang lebih bersih dan berkelanjutan. “Indonesia memiliki potensi besar dalam pemanfaatan energi surya. Oleh karena itu, kami menginisiasi pembangunan pembangkit listrik tenaga surya di tiga lokasi strategis. Proyek ini akan menjadi tonggak penting dalam upaya pemerintah untuk mengurangi emisi karbon dan meningkatkan ketahanan energi nasional,” ujar Rida dalam konferensi pers pada hari Selasa (8/2/2025).
Lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya
Pembangkit pertama akan dibangun di wilayah Nusa Tenggara Timur, yang dikenal memiliki tingkat sinar matahari yang tinggi sepanjang tahun. Proyek ini diperkirakan mampu menghasilkan energi sebesar 150 MW, yang akan mendukung kebutuhan listrik daerah setempat serta membantu program pemerataan listrik di kawasan timur Indonesia.
Pembangkit kedua akan dibangun di Jawa Barat, tepatnya di Kabupaten Cianjur. Wilayah ini dipilih karena memiliki lahan yang luas dan terjangkau serta tingkat kebutuhan energi yang tinggi seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan industri. Proyek ini akan mampu menghasilkan 200 MW dan akan memenuhi kebutuhan listrik untuk lebih dari 300.000 rumah tangga di daerah tersebut.
Pembangkit terakhir akan dibangun di Sulawesi Selatan, salah satu provinsi yang tengah berkembang pesat, dengan kebutuhan energi yang terus meningkat. Pembangkit surya ini direncanakan akan memiliki kapasitas 250 MW. Akan mendukung penyediaan energi untuk kawasan industri serta masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi.
Dampak Positif untuk Ekonomi dan Lingkungan
Selain mendukung ketersediaan listrik yang lebih terjamin, pembangunan tiga pembangkit listrik tenaga surya ini diperkirakan juga akan memberikan dampak positif terhadap perekonomian daerah. Pembangunan ini akan membuka lapangan kerja baru, baik dalam tahap konstruksi maupun operasional. Mendukung industri lokal melalui pengadaan material dan tenaga kerja.
Lebih dari itu, proyek ini juga akan memberikan kontribusi signifikan terhadap pengurangan emisi gas rumah kaca Indonesia. “Dengan memanfaatkan sumber energi terbarukan seperti surya, kita dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang berkontribusi besar terhadap perubahan iklim,” kata Rida Mulyana.
Dukungan dari Sektor Swasta dan Internasional
Proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga surya ini tidak hanya didanai oleh anggaran pemerintah, tetapi juga melibatkan sejumlah investor swasta dan lembaga internasional. Salah satu perusahaan energi terbarukan, PT Solar Indonesia, berperan sebagai salah satu kontraktor utama dalam proyek ini. Perusahaan tersebut memiliki pengalaman luas dalam pembangunan infrastruktur energi terbarukan di Indonesia.
Selain itu, dukungan pendanaan juga datang dari lembaga keuangan internasional seperti Bank Dunia dan Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB). Berkomitmen untuk membantu Indonesia dalam mempercepat transisi menuju energi yang lebih ramah lingkungan. “Kami bangga dapat mendukung proyek ini, yang tidak hanya memberikan manfaat dalam bentuk energi yang bersih. Tetapi juga mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan,” ujar Direktur AIIB, Daniel Liao.
Tantangan yang Dihadapi
Meski proyek ini sangat menjanjikan, Indonesia masih menghadapi beberapa tantangan dalam pengembangan energi terbarukan, termasuk energi surya. Salah satu tantangan terbesar adalah ketersediaan lahan yang luas, terutama di kawasan perkotaan yang padat. Selain itu, kendala teknis dalam pengelolaan sistem penyimpanan energi. Distribusi juga menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah dan pihak swasta yang terlibat dalam proyek ini.
Harapan untuk Masa Depan
Dengan pembangunan tiga pembangkit listrik tenaga surya ini, Indonesia berharap dapat meningkatkan penggunaan energi terbarukan yang lebih efisien dan berkelanjutan. Proyek ini juga menjadi bagian dari komitmen Indonesia dalam mengurangi emisi karbon dan mencapai target nasional terkait perubahan iklim.
Selain itu, langkah ini juga menunjukkan komitmen pemerintah dalam menyediakan energi yang lebih terjangkau dan ramah lingkungan bagi masyarakat. Sekaligus mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan ketahanan energi nasional. “Proyek ini adalah bagian dari strategi jangka panjang untuk mewujudkan Indonesia yang lebih hijau dan berkelanjutan.” Ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Arifin Tasrif, dalam kesempatan terpisah.