Jakarta, 14 Februari 2025 – Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) menilai bahwa pengelolaan sektor pertambangan di Indonesia lebih baik jika diserahkan kepada universitas-universitas lokal, ketimbang pihak asing. Pernyataan ini disampaikan dalam konferensi pers yang diadakan oleh APTISI pada hari Rabu, 14 Februari 2025. Dengan tujuan untuk mendorong peran perguruan tinggi dalam memajukan sektor sumber daya alam Indonesia secara berkelanjutan.
Menurut Ketua Umum APTISI, Dr. Budi Santosa, selama ini banyak pengelolaan sumber daya alam Indonesia. Khususnya dalam sektor pertambangan, yang diberikan kepada perusahaan asing. Hal ini, kata Budi, seringkali mengabaikan potensi lokal dan kurang memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat Indonesia. APTISI melihat bahwa universitas yang memiliki sumber daya manusia yang kompeten, serta riset yang kuat. Dapat memberikan solusi yang lebih baik dan lebih berkelanjutan dalam pengelolaan pertambangan.
Pengelolaan Pertambangan oleh Universitas Dapat Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat
Dr. Budi Santosa menjelaskan bahwa perguruan tinggi memiliki kapasitas untuk mengembangkan teknologi dan metode baru dalam pengelolaan sumber daya alam. Dengan memanfaatkan riset-riset yang dilakukan oleh fakultas-fakultas terkait. Terutama di bidang teknik pertambangan, geologi, dan lingkungan hidup, universitas dapat menawarkan pendekatan yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Universitas juga memiliki akses pada berbagai inovasi teknologi yang dapat meningkatkan efisiensi dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
Selain itu, APTISI juga menyoroti pentingnya memberikan kesempatan kepada anak bangsa untuk terlibat langsung dalam pengelolaan tambang. Dalam jangka panjang, hal ini akan menciptakan banyak lapangan pekerjaan bagi masyarakat Indonesia. Serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berkompeten di bidangnya. Perguruan tinggi yang terlibat dalam pengelolaan tambang dapat memperkuat ekosistem pendidikan dengan memberikan kesempatan magang dan pelatihan kepada mahasiswa di sektor industri pertambangan.
Dampak Positif terhadap Ekonomi Lokal
Pengelolaan pertambangan yang dilakukan oleh universitas juga diperkirakan akan membawa dampak positif terhadap perekonomian lokal. Banyak daerah di Indonesia yang memiliki potensi tambang, namun seringkali tidak mendapatkan manfaat yang maksimal dari sektor ini. Dalam hal ini, pengelolaan yang lebih transparan dan berorientasi pada kesejahteraan masyarakat dapat mengurangi kesenjangan ekonomi di daerah-daerah tersebut.
Salah satu contoh yang dikemukakan oleh APTISI adalah Universitas Gadjah Mada (UGM) yang telah lama terlibat dalam berbagai penelitian terkait pertambangan yang ramah lingkungan. Melalui kolaborasi antara universitas, pemerintah, dan masyarakat, UGM berhasil mengembangkan teknologi baru dalam pengolahan bijih mineral yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Teknologi semacam ini bisa menjadi model untuk pengelolaan tambang yang lebih baik di seluruh Indonesia.
Tantangan yang Dihadapi oleh Perguruan Tinggi
Meskipun begitu, APTISI mengakui bahwa pengelolaan pertambangan oleh perguruan tinggi tidak tanpa tantangan. Salah satu hambatan utama adalah kurangnya dana dan infrastruktur yang memadai untuk mendukung operasional pengelolaan tambang di tingkat universitas. Untuk itu, APTISI berharap agar pemerintah dapat memberikan dukungan lebih besar dalam bentuk pendanaan dan kebijakan yang mendukung keterlibatan perguruan tinggi dalam sektor ini.
Selain itu, perguruan tinggi juga perlu membangun kemitraan yang lebih kuat dengan sektor swasta dan pemerintah untuk memastikan bahwa kegiatan pertambangan yang dilakukan dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat Indonesia. APTISI menekankan bahwa penting bagi universitas untuk memiliki strategi pengelolaan tambang yang profesional, dengan memperhatikan aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi.
Perspektif Pemerintah: Kebijakan yang Mendukung Pengelolaan Sumber Daya Alam oleh Universitas
Menanggapi pernyataan APTISI, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyatakan bahwa pemerintah membuka peluang bagi universitas untuk berperan lebih besar dalam pengelolaan sumber daya alam Indonesia. “Kami sangat mendukung segala upaya yang bertujuan untuk mengoptimalkan pengelolaan pertambangan dengan melibatkan pihak-pihak yang memiliki kompetensi, termasuk perguruan tinggi,” ungkap Arifin dalam sebuah wawancara terpisah.
Pemerintah telah merancang berbagai kebijakan yang mendukung penelitian dan pengembangan teknologi pertambangan ramah lingkungan yang dapat diterapkan di Indonesia. Selain itu, pemerintah juga tengah mendorong sinergi antara perguruan tinggi, industri, dan masyarakat untuk membangun model pengelolaan tambang yang berkelanjutan.